. Merlinda Ambinari: déjà vu

Senin, 16 April 2012

déjà vu

Setiap orang pasti pernah mengalami misteri déjà vu, bisa merupakan sebuah kilasan kenangan saat bertemu seseorang, merasa sudah mengenal seluruh atau sebagian hidup Anda,fikiran atau bahkan merasa familiar dengan suatu tempat meskipun Anda belum pernah kesana sebelumnya Deja vu - berasal dari bahasa perancis yang artinya "already seen ' artinya Anda kadang-kadang memiliki perasaan atau fikiran bahwa Anda telah berada di suatu tempat sebelumnya, meskipun Anda belum ada.

Dejavu.. sebuah perasaan aneh yang mengatakan bahwa peristiwa baru yang sedang kita rasakan sebenarnya pernah kita alami jauh sebelumnya.

Peristiwa ini bisa berupa sebuah tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang sedang dilakukan, fikiran atau sebuah acara TV yang sedang ditonton. Lebih anehnya lagi, kita juga seringkali tidak mampu untuk dapat benar-benar mengingat kapan dan bagaimana pengalaman sebelumnya itu terjadi secara rinci. Yang kita tahu hanyalah adanya sensasi misterius yang membuat kita tidak merasa asing dengan peristiwa baru itu.

Ini terjadi ketika pikiran Anda mengirimkan hal-hal ke memori jangka panjang Anda pada waktu yang sama sebagai memori jangka pendek Anda, bukannya menunggu untuk mentransfer info. Jadi apa yang terjadi terasa seperti memori, bukan sekarang.


JENIS/TIPE DÉJÀ VU

Ada tiga jenis Déjà vu, (menurut Arthur Funkhouser, Ph.D., Bern, Switzerland) yaitu :
1. DEJA VECU (already experienced or lived through) : suatu perasaan dimana segala sesuatu yang baru saja terjadi itu identik dengan apa yang terjadi sebelumnya serta disertai gagasan tidak wajar tentang apa yang akan terjadi berikutnya, diterminologikan sebagai Deja vecu. Seseorang yang mengalami perasaan Deja vecu mengklaim telah mengetahui apa yang sedikit lagi akan terjadi dan kadang kala merasa telah mengingat hal tersebut.

2. DEJA SENTI (already felt) : perasaan ini merujuk pada sesuatu "yang sudah dirasakan". Ini merupakan fenomena kejiwaan dan para peneliti meyakini bahwa sesuatu yang telah dirasakan di masa lalu itu sangat mirip dengan yang dirasakan saat ini. Kesamaan pada kedua pengalaman tersebut membuat seseorang merasa bahwa dia telah merasakan hal yang sama di masa lalu.

3. DEJA VISITE (already visited) : Bentuk Deja vu ini merupakan suatu perasaan pernah mengunjungi suatu tempat yang benar- benar baru. Seseorang yang mengalami bentuk Deja vu ini mengklaim memiliki pengetahuan tentang sebuah tempat yang belum dikunjungi. Seseorang mengklaim mengetahui letak geografi suatu tempat, ketika dia belum pernah ke sana dalam kenyataannya.
Deja visite dicirikhaskan dengan sebuah pengetahuan tidak wajar tentang suatu tempat yang belum pernah dikunjungi. Para peneliti telah lama mencari berbagai sebab di balik Deja vu.

KENAPA TERJADI DEJA VU

Beberapa penyebab terjadinya Déjà vu…….berdasarkan penelitian…

- Terkait dengan Umur dan Penyakit Degeneratif
Awalnya, beberapa ilmuwan beranggapan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan karena ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.

Baru-baru ini, sebuah eksperimen pada tikus memberi pencerahan baru mengenai asal-usul deja vu yang sebenarnya. Susumu Tonegawa, seorang neuroscientist MIT, membiakkan sejumlah tikus yang tidak memiliki dentate gyrus, sebuah bagian kecil dari hippocampus, yang berfungsi normal. Bagian ini sebelumnya diketahui terkait dengan ingatan episodik, yaitu ingatan mengenai pengalaman pribadi kita. Ketika menjumpai sebuah situasi, dentate gyrus akan mencatat tanda-tanda visual, audio, bau, waktu, dan tanda-tanda lainnya dari panca indra untuk dicocokkan dengan ingatan episodik kita. Jika tidak ada yang cocok, situasi ini akan ‘didaftarkan’ sebagai pengalaman baru dan dicatat untuk pembandingan di masa depan.

Menurut Tonegawa, tikus normal mempunyai kemampuan yang sama seperti manusia dalam mencocokkan persamaan dan perbedaan antara beberapa situasi. Namun, seperti yang telah diduga, tikus-tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer: kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

- Obat-obatan, Obat-obatan tertentu juga diyakini sebagai salah satu faktor yang bertanggung jawab atas Deja vu. Obat obat seperti amantadine dan fenilpropanolamin telah diamati menyebabkan perasaan Deja vu. Obat-obatan medis tertentu dapat menyebabkan tindakan hyperdopaminergic di daerah temporal mesial dari otak, mengakibatkan Deja vu.

- Lain-lain, adalagi nih………..
Dejavu itu hanya sensasi pikiran yang tak terkontrol,biasanya orang yg suka bengong sering kena dejavu, tapi ada kepercayaan juga yg mengatakan kalau dejavu itu adalah rekaman kehidupan masa laku kita,maksudnya berarti apabila kita mati lalu akan hidup lagi di dimensi lain… waaahhh…….

Beberapa peneliti mengasosiasikan penyakit-penyakit seperti schizophrenia, kegelisahan atau gangguan neurologi lainnya. Para peneliti belum mencapai kesuksesan dalam membangun hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan Déjà vu.


Namun, para peneliti telah menemukan bahwa Deja vu bisa saja merupakan hasil dari kegagalan sistem kelistrikan otak. Deja vu dipercaya sebagai suatu sensasi yang salah pada ingatan atau memori.



http://dearhendra.blogspot.com/2012/01/deja-vu-kelebihan-atau-malapetaka.html
http://www.livescience.com/1160-blind-man-deja-vu-busting-myth.html
http://serendip.brynmawr.edu/exchange/node/1682
http://popsy.wordpress.com/2007/08/01/mengapa-kita-mengalami-deja-vu/
http://esadovskis.blogspot.com/2010/11/deja-vu_30.html

Terus, apa yang terjadi dengan aku?
Berarti selama ini, otakku ngga normal?
em... parah... :(

1 komentar:

  1. malah parah aku nda, setiap aku alamin, pasti akan terjadi di suatu saat nanti :)

    BalasHapus